Orang Laut Raja Ampat

Pemantauan Kawasan Konservasi

Bergabung dengan Orang Laut Raja Ampat yang terdiri dari individu-individu yang berkomitmen yang berkontribusi langsung pada pengelolaan Kawasan Konservasi Raja Ampat yang lebih baik.

Orang Laut Raja Ampat adalah upaya kolaboratif individu dan organisasi yang menyadari bahwa masa depan semua masyarakat Raja Ampat secara langsung bergantung pada terumbu karang yang sehat, dan yang benar-benar berkomitmen untuk pengelolaan Taman Laut Raja Ampat yang berkelanjutan. Orang Laut berarti ‘Sea People’ dalam Bahasa Indonesia, dan hanya melalui komitmen dan dedikasi Orang Laut ini, ekosistem Raja Ampat yang tak tergantikan memiliki masa depan yang aman di planet ini.

Grafik di bawah ini menunjukkan upaya pemantauan hingga saat ini, dan beberapa dari banyak indikator yang kami pantau di dalam Taman Laut. Untuk deskripsi lengkap tentang proyek ini, silakan lihat informasi di bawah peta.

Bergabung dengan Orang Laut Raja Ampat yang terdiri dari individu-individu yang berkomitmen yang berkontribusi langsung pada pengelolaan Kawasan Konservasi Raja Ampat yang lebih baik.

Orang Laut Raja Ampat adalah upaya kolaboratif individu dan organisasi yang menyadari bahwa masa depan semua masyarakat Raja Ampat secara langsung bergantung pada terumbu karang yang sehat, dan yang benar-benar berkomitmen untuk pengelolaan Taman Laut Raja Ampat yang berkelanjutan. Orang Laut berarti ‘Sea People’ dalam Bahasa Indonesia, dan hanya melalui komitmen dan dedikasi Orang Laut ini, ekosistem Raja Ampat yang tak tergantikan memiliki masa depan yang aman di planet ini.

Grafik di bawah ini menunjukkan upaya pemantauan hingga saat ini, dan beberapa dari banyak indikator yang kami pantau di dalam Taman Laut. Untuk deskripsi lengkap tentang proyek ini, silakan lihat informasi di bawah peta.

Pada awalnya didirikan pada tahun 2015, proyek ini adalah salah satu program Citizen Science pertama yang berfokus pada pemantauan megafauna laut. Proyek ini memanfaatkan penyelam rekreasi dan pegiat snorkel untuk memantau dan mengevaluasi kinerja Kawasan Konservasi dan Suaka Hiu. Selama 2 tahun pertama proyek ini dapat berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang residensi dan seasonality megafauna di dalam Kawasan Konservasi dan dengan cepat menunjukkan potensi untuk menjadi alat pengelolaan yang kuat dan efektif. Program ini juga memungkinkan kita untuk mengkonfirmasi korelasi antara kepadatan pariwisata dan dinamika populasi manta ray, yang mengarah pada respons kolaboratif langsung terhadap pariwisata yang terlalu padat di lokasi penyelaman manta yang populer. Setelah 3 tahun, lebih dari 5000 penyelaman tercatat bersama dengan indikator tekanan pariwisata, dan catatan ini merupakan satu-satunya set data dari jenisnya yang ada untuk Selat Dampier dan wilayah Raja Ampat yang lebih luas.

Mengingat luasnya Kawasan Konservasi Laut Raja Ampat (lebih dari 2 juta hektar) dan besarnya jumlah informasi yang diperlukan untuk mengelola taman ini dengan baik, Orang Laut Papua mengakui bahwa proyek ini perlu diperluas menjadi sebuah program yang mencakup wilayah yang lebih luas, dengan masih menggunakan model Citizen Science yang sama untuk memantau lebih dari sekedar megafauna.

Orang Laut Raja Ampat mewakili ekspansi ini, sebagai kolaborasi antara masyarakat lokal, pemerintah daerah dan sektor swasta, yang bersama-sama memantau berbagai parameter termasuk tanda-tanda degradasi yang disebabkan oleh manusia, intensitas pariwisata, serta keanekaragaman dan distribusi megafauna laut pada ruang dan waktu. Orang Laut Raja Ampat akan sager diintegrasikan ke dalam strategi pemantauan, pelaporan dan pengelolaan resmi Kawasan Konservasi Perairan.

Berdasarkan Citizen Science partisipatoris, Orang Laut Raja Ampat terlibat secara langsung melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan kolaboratif Kawasan Konservasi Perairan di tempat mereka beroperasi. Dan sementara banyak upaya monitoring di seluruh dunia sering dikritik karena “terlalu mahal namun hasilnya terlalu sedikit”, program ini hemat biaya, mudah ditiru dan langsung mengatasi tantangan yang diuraikan di bawah ini. Bekerja sama dengan otoritas Kawasan Konservasi, Orang Laut Papua memulai dengan implementasi regional dari program ini melalui jaringan pemandu selam profesional di sejumlah resor, liveaboard, dan homestay. Semua data yang dikumpulkan diintegrasikan menggunakan teknologi konservasi real-time dan diinterpretasikan untuk berkontribusi pada strategi pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan.

Tantangan

Raja Ampat merupakan contoh kisah sukses modern dalam hal konservasi. Selama dekade terakhir, kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan yayasans telah memungkinkan pembentukan tempat suaka hiu dan jaringan penting KKL yang mencakup hampir sepertiga dari kepulauan. Berkat upaya-upaya itu, berbagai praktik seperti penggunaan bom ikan dan kegiatan-kegiatan industri hiu hampir seluruhnya telah diberantas. Namun masih ada beberapa tantangan, dan tantangan baru yang muncul dan membutuhkan perhatian segera untuk membatasi dampak terhadap lingkungan.

Megafauna

Sementara sebagian besar orang mengingat Raja Ampat karena terumbu karangnya yang menakjubkan dan kehidupan ikan yang penuh warna, tempat ini juga merupakan rumah bagi mamalia laut yang bermukim maupun bermigrasi dan juga tempat megafauna yang berlimpah, dengan pengetahuan tentang mereka yang masih sedikit. Spesies di bawah ini adalah yang sampai saat ini telah terpantau di seluruh program Orang Laut Raja Ampat

Tidak cukup data

Data ekologis yang menggambarkan keadaan alam yang dinamis dan menyeluruh dapat sulit diperoleh dan akibatnya seringkali kurang sehingga menghalangi respons pengelolaan yang optimal. Hal ini terutama berlaku untuk makhluk bawah laut yang sangat mobil seperti hiu, pari dan mamalia laut. Hal tersebut menjadi masalah baik di Raja Ampat maupun global. Lebih lanjut, sudah menjadi keharusan untuk memantau dengan lebih baik kepadatan pariwisata pada ruang dan waktu jika pemerintah daerah ingin mengevaluasi (dan memitigasi) dampak lingkungan yang terkait secara efektif.

Citizen Science menggunakan pemandu selam profesional pada industri pariwisata memiliki potensi untuk menjadi solusi efektif terkait biaya untuk mengumpulkan data.

Pengelolaan dan Pemantauan Kawasan Konservasi

Sementara jejaring KKP dan Suaka Hiu telah didirikan, otoritas Kawasan Konservasi setempat saat ini sedang mengembangkan keahlian mereka dan masih membutuhkan kolaborasi pengembangan kapasitas dengan yayasan dan konsultan. Patroli bisa jadi tidak teratur, sedangkan metode pemantauan konvensional cukup mahal dan sporadis. Orang Laut Papua saat ini bekerja dengan otoritas lokal untuk mendukung penggunaan alat yang hemat biaya yang akan mendukung identifikasi area-area kunci yang membutuhkan perlindungan, mengelola dampak dan jumlah wisata, dan mengevaluasi efektivitas kawasan konservasi.

Pariwisata Cepat / Pengembangan Selam

Sementara pariwisata memiliki pengaruh dalam pembentukan KKL dan pemberantasan penangkapan ikan ilegal di Raja Ampat, kini terbukti bahwa industri baru ini menghadirkan serangkaian tantangan lingkungan sendiri (lihat Terumbu Karang Terancam). Wilayah Selat Dampier saat ini mengalami periode perkembangan cepat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sebagian besar disebabkan oleh wisata selam SCUBA. Peningkatan pesat aktivitas manusia ini bukannya tak memiliki dampak terhadap megafauna laut dan ekosistem yang menaungi mereka. Saat ini, tidak ada cukup data yang tersedia untuk menilai dan mengelola kinerja kawasan konservasi perairan dari perspektif sosial, ekonomi dan lingkungan, dan Orang Laut Papua berupaya mengatasinya dengan menggunakan teknik monitoring dengan biaya yang efektif.

Penangkapan ikan ilegal dan tidak berkelanjutan 

Dengan implementasi Kawasan Konservasi Perairan, praktik penangkapan ikan ilegal dan tidak berkelanjutan sangat berkurang, dan bahkan di beberapa daerah langsung diberantas. Namun, praktik semacam itu masih terjadi di dalam batas Kawasan Konservasi. Sumber daya yang terbatas menghasilkan penegakan aturan yang terbatas. Saat ini tidak ada cara yang efisien untuk melaporkan insiden kepada otoritas penegak hukum secara ‘real-time’. Orang Laut Papua berupaya untuk mengatasi hal tersebut melalui penggunaan teknologi, yang akan tersedia bagi pihak berwenang dan pemangku kepentingan lokal sebagai sarana untuk melaporkan setiap kegiatan ilegal.

Memahami nilai sosial-ekonomi dan sosial-budaya dari alam 

Meningkatkan kesadaran dan mengembangkan pemahaman tentang nilai sosio-ekonomi dari alam dan layanan yang diberikannya kepada kita adalah tantangan kritis saat ini. Di Raja Ampat terdapat paradoks; meskipun megafauna laut adalah vektor penting dari ekonomi pariwisata, di sisi lain hiu, kura-kura dan pari juga merupakan sumber protein yang terikat erat dengan budaya lokal dan sumber pendapatan bagi banyak komunitas. Orang Laut Papua berupaya untuk lebih memahami dinamika sumber daya laut ini dan mempromosikan pemanfaatan non-ekstraktif.

‘Citizen Science’ – Sebuah alat pengelolaan

Sejak 2015, Orang Laut Papua telah memantau megafauna di wilayah Selat Dampier, memanfaatkan industri penyelaman dan citizen science. Ribuan penyelam menjelajahi Raja Ampat setiap tahunnya merepresentasikan sumber daya yang belum digunakan untuk menghasilkan pemantauan skala besar, berkelanjutan dan hemat biaya.

Kami sekarang sedang memperluas proyek Orang Laut Raja Ampat menuju potensi penuhnya dengan meningkatkan jangkauannya di Taman Laut, dan menggunakannya sebagai alat pemantauan real time untuk memetakan distribusi spesies megafauna dan tekanan pariwisata di dalam Taman Laut Raja Ampat

Klik Di Sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat berkontribusi.

Tujuan

  • Mengembangkan perangkat pemantauan yang hemat biaya, mudah diakses dan ditiru untuk memantau keadaan fungsi dan layanan ekosistem laut regional, melalui penyelaman rekreasi & Citizen Science.
  • Untuk mempelajari lebih lanjut tentang distribusi dan pola musiman populasi megafauna laut di Kawasan Konservasi Laut Raja Ampat dan sekitarnya. 
  • Untuk berkontribusi pada pengembangan model berkelanjutan dari wisata selam SCUBA di Raja Ampat
  • Untuk mengidentifikasi lokasi penyelaman & lokasi lain yang berada di luar daya dukung lingkungan dan/atau di mana pariwisata perlu dikelola secara berkelanjutan
  • Untuk memberikan pelatihan dan mata pencaharian alternatif bagi anggota masyarakat setempat/mantan nelayan sebagai penyelam profesional, sambil meningkatkan kesadaran tentang pentingnya lingkungan dan hubungan antara populasi-populasi megafauna yang sehat sehubungan dengan pembangunan sosial-ekonomi yang berkelanjutan di Kepulauan Raja Ampat.
  • Untuk mencatat 10.000 penyelaman per tahun pada tahun 2021 baik di dalam & di luar Kawasan Konservasi Perairan (KKP).

Ingin membantu? Kamu bisa.

Cek di sini untuk melihat daftar permintaan kami

Klik di sini untuk melihat daftar permintaan kami terkait skill atau barang yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan lapangan kami.

 

 

Donasi

Klik di sini untuk membuat donasi.. tanpa donatur, pekerjaan ini tidak akan pernah selesai!

 

Donasi

Klik di sini untuk membuat donasi.. tanpa donatur, pekerjaan ini tidak akan pernah selesai!

 

Cek di sini untuk melihat daftar permintaan kami

Klik di sini untuk melihat daftar permintaan kami terkait skill atau barang yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan lapangan kami.